Selasa, 17 Februari 2009

Perjuangan Baru Saja Dimulai (Episode 3)



Ass.wr.wb.

Cerita sebelumnya bisa dibaca di sini

Setelah memutuskan untuk tidak jadi dioperasi di rumah sakit tersebut. Kami sekeluarga (khususnya Eyang Pa dan Eyang Ma yang keukeuh) mencari informasi pengobatan di Singapura. Mulai dari tanya temen2 sampe browsing di internet. Setelah mencari cukup informasi dan telah membuat perjanjian dengan para dokter akhirnya diputuskan untuk berobat di KK Hospital. Rumah sakit khusus untuk anak dan wanita di Singapura. Diputuskan juga untuk melakukan tes ulang lagi (sekaligus second opinion) mulai dari jantung, mata, dan telinga karena hasil tes sebelumnya hanya dari satu sumber.

Selang 4 hari kemudian kami (Saya, Istri, Eyang Ma dan Rika) bertolak ke Singapura. Pertemuan pertama dengan dokter jantung, hasil pemeriksaan menyatakan bahwa Rika mengalami PDA kecil 1mm (apa ya penjelasannya??intinya ada katup yang tidak menutup.maaf kurang ilmiah penjelasannya). Ada kemungkinan akan menutup seiring dengan bertambahnya usia (Amiiin..Ya Allah). Walaupun mengalami PDA kecil, hal tsb.tidak akan mengganggu pertumbuhan Rika dan jika akan dioperasi juga tidak menjadi masalah. Setelah itu, pertemuan dengan dokter mata. Hasil diagnosanya menyatakan mata kanan Rika katarak dan harus segera dioperasi sebelum usianya 6 bulan untuk mengejar ketinggalan mata malas-nya (mata kanannya menjadi malas karena Rika otomatis akan mengandalkan mata yang bagusnya, yaitu mata kiri)..Untuk kali ini terasa lebih siap mendengar mata kanan Rika akan dioperasi. Pada pertemuan itu pun kami langsung mendiskusikan tanggal Rika akan dioperasi, yaitu 19 September 2008. Dan tidak terasa sudah 2,5 jam kita berkonsultasi dengan dokter tersebut..Lama juga ya.

Keesokan harinya kami menemui dokter THT, beliau mengharuskan Rika melakukan serangkaian tes lagi seperti yang pernah dilakukan di Jakarta. Hasilnya, sama seperti di Jakarta. Rika mengalami gangguan pendengaran berat (hearing loss profound). Setelah membaca hasil tes Rika, beliau mengatakan saat ini solusi satu2nya adalah dengan cara cochlear implant.Di Singapura sudah banyak anak2 yang melakukan implan dan hasilnya baik. Cara berbicara anak2 implan seperti anak normal (tidak menggunakan bahasa isyarat), komunikasi dua arahnya pun berjalan dengan baik,dan mereka bersekolah di sekolah anak2 normal (tidak boleh di sekolah luar biasa). Kemudian kami menanyakan risikonya apakah tinggi atau tidak. Dokter tersebut menyatakan setiap operasi ada risikonya dan cochlear implant sudah sering dilakukan dan hasilnya baik namun biayanya memang mahal..Jawaban yang sebelumnya kami dapat adalah:

"...Ibu mertua saya bertanya bagaimana jika dengan implan (cochlear implant) namun sang asisten dr.Ronny (dr.Ronny masih berada di sampingnya) tersebut menjawab bahwa TIDAK MEREKOMENDASIKAN untuk implan dengan beberapa alasan: 1. Risikonya terlalu besar 2. Biayanya sangat mahal pada saat itu kami menerima saja pendapat tersebut (karena pada saat itu memang kondisi kami sangat minim informasi dan masih belum bisa berpikir karena hasil tes tsb. walaupun akhirnya ada suatu peristiwa yang membuat wawasan kami menjadi terbuka. Allah memang Maha Adil..)..."

Sebelum Rika diimplan dokter tersebut menyarankan agar Rika memakai hearing aid terlebih dahulu agar ada rangsangan terhadap syaraf-syaraf pendengarannya.

Pada saat itu kami berpikir inilah hikmah yang bisa dipetik dari serangkaian kejadian sebelumnya yang membuat kami membatalkan operasi di Jakarta. Kami jadi mengetahui bahwa Rika masih bisa berkomunikasi dengan baik seperti anak2 normal lainnya dengan cara implan dan terapi mendengar secara intens.Alhamdulillah..masih ada secercah harapan.

Karena akan ada dua operasi yang akan dijalani Rika maka diputuskan untuk operasi mata kanannya terlebih dahulu (mengejar sebelum usianya 6 bulan sesuai saran dokter). Sedangkan untuk implan rumah siput (cochlear implant) bisa dilakukan sebelum usianya 18bulan.

Setelah beberapa hari di rumah sakit (mulai jam 8 pagi sampai jam 5 sore...demi anak tercinta) akhirnya kami kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan segala sesuatunya karena Rika akan dioperasi mata kanannya 19 September 2008 dan memakai hearing aid pada tanggal 16 September 2008.

bersambung...

Kamis, 15 Januari 2009

Perjuangan Baru Saja Dimulai (Episode 2)

Ass.wr.wb.

cerita sebelumnya bisa dibaca di sini

Tes yang dilakukan ada beberapa diantaranya BERA,Tympanometri, ASSR. Setelah tes, asistennya dr.Ronny didampingi oleh dr.Ronny (sepertinya mahasiswi yang sedang mengambil spesialis) menjelaskan hasil tes pendengaran. Hasil tes pendengaran menunjukkan bahwa kedua pendengaran Rika terganggu dengan kategori berat (pada tahap ini saya mencoba tidak bersedih dan bersabar..walaupun sangat berat dilakukan). Telinga kiri >120db dan telinga kanan 80-90 db. Kemudian beliau menyarankan agar Rika memakai alat bantu dengar (belum pernah terbayangkan oleh saya bayi menggunakan alat bantu dengar dan bayi itu adalah anak kami). Ibu mertua saya bertanya bagaimana jika dengan implan (cochlear implant) namun sang asisten dr.Ronny (dr.Ronny masih berada di sampingnya) tersebut menjawab bahwa TIDAK MEREKOMENDASIKAN untuk implan dengan beberapa alasan:
1. Risikonya terlalu besar
2. Biayanya sangat mahal
pada saat itu kami menerima saja pendapat tersebut (karena pada saat itu memang kondisi kami sangat minim informasi dan masih belum bisa berpikir karena hasil tes tsb.) walaupun akhirnya ada suatu peristiwa yang membuat wawasan kami menjadi terbuka (Allah memang Maha Adil..).

Kemudian mereka mempersilahkan kepada kami untuk mencari informasi mengenai alat bantu dengar yang akan digunakan Rika.Karena di sebelah ruangan tersebut ada distributor alat bantu dengar, akhirnya kami memutuskan untuk mencari informasi di distributor tsb dan kami memutuskan untuk membeli di sana. Barang yang kami pesan tidak ada persediaan sehingga kita harus menunggu sekitar seminggu dan nanti akan dihubungi kembali. Begitu konsultannnya (mereka menggunakan istilah konsultan untuk bag.penjualannya) menjelaskan.

Setelah seminggu lebih tidak ada kabar, akhirnya kami putuskan untuk menelpon konsultan tsb. Telpon tidak pernah diangkat dan dia tidak pernah satu kali pun mencoba menghubungi kami sampai beberapa bulan..(mungkin dia tidak bisa merasakan bagaimana jika dia yang mengalami kondisi ini).

Karena harus berpacu juga dengan waktu dalam penanganan mata kanannya akhirnya kami memfokuskan terlebih dahulu pada pengobatan mata kanan Rika. Setelah beberapa kali berkonsultasi dengan dr.Loumongga akhirnya diputuskan untuk mengoperasi mata kanan Rika dan setelah dioperasi Rika diharuskan menggunakan lensa kontak. .(sedih sekali rasanya karena anak pertama kami harus dioperasi di usianya yang masih 6 bulan dan harus menggunakan lensa kontak). Hasil dari operasi ini tidak serta merta membuat penglihatan mata kanan Rika menjadi bagus, sangat tergantung pada terapi setelah operasi. Bisa dibilang tidak diketahui pengaruhnya terhadap kondisi penglihatan meskipun setelah dioperasi. Tapi dr.Loumongga menyatakan itu lebih baik dari pada tidak dilakukan tindakan sama sekali terhadap mata kanan Rika.

Sehari sebelum operasi, Rika diharuskan masuk ke RS.AINI untuk diambil darahnya. Sangat mengejutkan karena hasil tes menunjukkan Hb Rika 8,5 padahal satu bulan sebelumnya 11. Dan menurut tante (dari istri saya) yang juga seorang dokter hal itu bisa saja terjadi jika Rika kehilangan darah dalam jumlah yang cukup banyak. Namun hal itu tidak terjadi pada Rika. Kami mulai panik..apalagi yang akan terjadi demikian pikiran kami. Kemudian susternya menanyakan status mata kiri yang akan dioperasi (Astaghfirullah!!). Seharusnya mata kanan yang akan dioperasi bukan mata kirinya. Akhirnya malam itu juga kami memutuskan untuk pulang dan tidak jadi dioperasi di RS tsb.

bersambung...

Jumat, 19 Desember 2008

Perjuangan Baru Saja Dimulai (Episode 1)

Ass.wr.wb.

Setelah sekian lama tidak menulis di blog karena beberapa alesan (cari2 alesan..hehehe) akhirnya kesampean juga nulis lagi.

Saat ini saya mau cerita mengenai anak tersayang, Rika Nabila. Rika merupakan kependekan dari putRI iKA yang artinya putri pertama sedangkan Nabila memiliki arti terhormat. Jadi kalo disambungin kira2 "Putri pertama yang terhormat".

Pada saat melahirkan bayi kami tergolong kecil dengan berat 2,18 kg dan panjang 45cm. Pertumbuhan berat badan yang lambat saya cermati sejak usia kandungan 1 bulan ke atas. Namun hasil darah menunjukkan bahwa semuanya baik2 saja. Alhamdulillah.

Setelah usia kandungan memasuki 39 minggu akhirnya Rika Nabila terlahir ke dunia. Perasaan kami saat itu sangat bahagia terlebih dokter anak menyatakan bahwa bayi kami dalam kondisi yang sehat.

Komitmen kami untuk memberikan ASI 100% kepada Rika sempat terhambat tapi Alhamdulillah semua bisa diatasi..cerita lengkapnya bisa dibaca di sini (http://robiapriyadi.blogspot.com/2008/06/sharing-asi.html)

Memasuki usia 4,5 bulan kami perhatikan ada perkembangan dari anak kami yang tertinggal dibandingkan dengan bayi seusianya (kebetulan saya punya keponakan yang usianya sama dengan Rika), yaitu Rika belum bisa menegakkan kepala atau lehernya masih sangat lemah.
Memang perkembangan tiap anak berbeda-beda tapi untuk menghilangkan kekhawatiran akhirnya diputuskan untuk bertanya kepada dokter anak kami (dr.Oetami Rusli). Kemudian dr.Oetami menyarankan untuk bertemu dengan dokter syaraf anak, dr.Hardiyono dan dengan kebaikan hatinya dr.Oetami langsung menelpon dr.Hardiyono untuk membuat perjanjian konsultasi.

Pada saat konsultasi dengan dr.Hardiyono, beliau melihat bahwa mata kanan Rika tidak respon terhadap cahaya. Sedangkan mata kirinya merespon dengan baik..(pada situasi ini kami sudah mulai khawatir dengan kondisi Rika). Begitu juga dengan telinga kanannya yang tidak respon terhadap bunyi sedangkan telinga kirinya merespon terhadap bunyi. Kemudian dr.Hardiyono merujuk kepada dokter mata anak, dr.Lumongga. untuk diperiksa mata kanannya dan beliau meminta untuk tes darah juga. Sedangkan untuk mengetes pendengarannya beliau merujuk kepada dr.Ronny Suwento.

Setelah diperiksa mata kanannya dgn USG dr.Lumongga menyatakan mata kanan Rika mengalami katarak dan harus dioperasi secepatnya atau sebelum usianya 6 bulan ..(sedih sekali rasanya karena Rika masih bayi dan harus dioperasi matanya )..dan beliau menyebutkan kemungkinan Rika terinfeksi virus Rubella dan Rubella biasanya menyerang mata, telinga, dan jantung.. (degh..seolah2 ada sesuatu yang menyesakkan dada) kemudian beliau menyarankan untuk tes darah lagi karena sebelumnya dr.Hardiyono tidak memasukan tes darah Rubella. (Paling gak tahan liat Rika kalo diambil darah..sedih banget denger nangisnya dan sekarang harus tes darah lagi..maaf ya sayang). Hasil tes darah menunjukkan bahwa Rika memang terinfeksi Rubella..hiks..hiks..

Setelah itu kami pun berkonsultasi dengan dr.Ronny untuk mengetahui kondisi pendengaran Rika. Pada saat konsultasi pertama kali di RS PGI Cikini beliau menyatakan yang dapat beliau lakukan saat ini adalah melihat kondisi bagian luar pendengaran karena untuk mengetahui kondisi pendengaran bagian dalam diperlukan serangkaian tes. Atas petunjuk dr.Ronny, Rika pun melakukan serangkaian tes di THT Komunitas, Salemba.


bersambung..

Senin, 09 Juni 2008

Sharing ASI


Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Kami hanya ingin sharing pengalaman mengenai masalah yang kami hadapi dalam memberikan ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi kami.

Kelahiran putri pertama kami sangatlah kami tunggu-tunggu. Alhamdulillah putri kami lahir pada 28 Feb 2008 dengan berat 2180gr & panjang 45 cm di sebuah RS swasta di Jakarta. Sejak USG kami sudah mengetahui bahwa berat badan putri kami tergolong kurang. Namun alhamdulillah setelah dilakukan pemeriksaan setelah kelahiran, putri kami sehat wal afiat.

Hari-hari di rumah sakit, kami sempatkan untuk menengok bayi kami di ”ruang bayi sehat” untuk saya berikan ASI. Namun selama 3 hari di RS, ASI saya tidak keluar sama sekali. Pada hari ketiga saat hendak keluar dari RS, dokter anak menawarkan kepada saya untuk memberikan susu formula khusus untuk berat badan bayi yang kurang. Awalnya saya berpikir ASI saya akan keluar pada hari ke2 & saya tidak mau anak saya menggunakan susu formula. Namun karena sudah 3 hari saya pikir anak saya belum minum sama sekali maka saya dan suami pun menyetujuinya dengan berat hati karena kami berpikir kasihan bayi kami bila harus menunggu ASI yang tak kunjung keluar.

Setelah berada di rumah, sesering mungkin saya berikan ASI pada anak kami. Namun setiap diberikan, dia menangis kencang sekali. Kami berpikir hal tersebut karena ASI yang keluar masih sedikit sekali, sehingga setelah disusui kami memberikan dia susu formula dengan dot.Tante saya menyarankan untuk dipompa buat merangsang keluarnya ASI. Hasil pompanya ternyata hanya sedikit sekali, hanya 20cc. Hati saya sangat sedih sekali. Namun lagi-lagi suami saya menenangkan saya dengan berkata daripada anak kita kelaparan, kamu pilih yang mana? Selain itu kami berpikir bukan hanya kami yang mengalami hal ini & memberikan susu formula pada bayi. Hari demi hari ASI yang saya pompa meningkat menjadi 50, 60, 80, bahkan pernah mencapai 150cc sekali pompa meskipun sehari hanya bisa 2-3 kali pompa. Hal ini membuat saya semakin percaya diri untuk menyusui putri kami. Namun dia terus saja menangis bila disodori puting. Dokter kebidanan & tante saya yang juga dokter kebidanan mengatakan anak kami mengalami bingung puting dan lebih senang untuk minum dari dot karena lebih mudah keluarnya daripada menyedot langsung dari puting. Selain itu mereka menyarankan biarkan saja anak menangis, nanti juga akan terbiasa & menangis melatih paru2nya. Kami mencoba untuk tidak menghiraukan tangisannya, namun akhirnya kami selalu tidak tega melihat dia kelaparan dengan menangis kecang sekali. Walhasil selama 1,5 bulan saya berikan putri saya susu formula dan ASI yang sudah diperas (lebih banyak diberikan susu formula).

Pada tgl 8 April 2008, ibu saya mendapat informasi dari sepupunya bahwa ia juga mengalami hal yang sama dan berkonsultasi dengan ahli laktasi yang juga seorang dokter anak yaitu dr. Utami Rusli yang sangat concern pada Inisiasi Menyusui Dini (IMD) & pemberian ASI. Setelah berkonsultasi tante saya itu dapat memberikan full ASI pada anaknya. Kami pun mengikuti sarannya untuk melakukan konsultasi dengan dokter tsb.

Alhamdulillah, setelah mengikuti konsultasi yang berlangsung selama 4 jam kami pun sangat mantap dan lebih percaya diri untuk memberikan ASI full pada bayi kami. Hasilnya bayi kami sekarang sudah bisa menyusui dan tidak marah bila disusui.

Pada konsultasi tersebut kami baru menyadari bahwa selama ini kami salah persepsi mengenai ASI yang sedikit serta betapa pentingnya IMD. IMD adalah setelah bayi lahir, bayi dilap (kecuali pergelangan tangannya) kemudian diletakkan di perut ibunya selama minimal 1 jam. Kelahiran merupakan kejadian traumatis pada bayi karena di dalam rahim dia didekap hangat oleh rahim, mendengarkan alunan merdu detak jantung ibunya. Begitu keluar ke dunia, semua itu hilang. Trauma tersebut menyebabkan bayi memiliki kekuatan untuk merangkak di perut ibunya sambil menjilat2 dada ibunya, dan akhirnya ia dapat menemui puting susu ibunya untuk ia hisap. Dengan menjilat2 dada ibunya, ia memindahkan bakteri baik pada ibunya kepadanya. Kemudian pertanyaan yang sering muncul, bagaimana bayi tsb bisa mengetahui letak puting susu ibunya dan kemudian menyusu? Subhanallah, ternyata sambil merangkak,ia mencium pergelangan tangannya yang bau air ketuban. Dari situlah ia menemukan puting susu ibunya karena bau air ketuban sama dengan bau puting susu ibu. Awalnya kami berpikir bahwa kami pun sudah melakukan IMD. Tapi ternyata kami salah besar !! Begitu lahir, bayi kami langsung disodori puting & itu hanya sebentar sekali, hanya 5 menit dengan alasan bayi kami tergolong kecil sehingga takut kedinginan, & ibunya yang juga ditakutkan akan kedinginan karena saya sudah 1 jam berada di dalam air (proses kelahiran saya water birth). Padahal, penelitian oleh ahli laktasi dunia membuktikan bahwa suhu tubuh ibu akan menyesuaikan bayinya. Bila bayi kedinginan, suhu tubuh ibu akan meningkat 2 derajat. Bila bayi kepanasan, suhu tubuh ibu akan turun 1 derajat sehingga hal ini dapat menurunkan resiko kematian pada bayi yang baru lahir. Selain IMD ini sangatlah penting bagi perkembangan bayi. IMD juga dapat dilakukan pada ibu yang melahirkan dengan cara operasi sesar.

Hal lain yang baru kami ketahui adalah bahwa di RS yang menggunakan ”ruang bayi sehat” alias ibu & anak dipisahkan, sudah HAMPIR PASTI diberikan susu formula. Ternyata suami saya pun pernah melihatnya langsung, meskipun bukan pada anak kami. Adalah non sense alasan yang menyebutkan bila diletakkan di kamar bayi sehat, bayi akan terhindar dari kuman2 yang ada pada ruangan & dari kerabat2 yang berkunjung. Penelitian membuktikan 50% kekebalan tubuh bayi turun bila dipisahkan dari ibunya. Siapa yang menjamin ”kamar bayi sehat” itu benar2 steril? Suster, dokter yang berada di kamar itu juga manusia, yang bisa sakit dan menulari bayi. Bayangkan, sudah dipisahkan dari ibunya yang menyebabkan kekebalan bayi menurun , bayi diletakkan di ”kamar sehat” yang notabene tidak menjamin.

Masuk pada permasalahan yang sering dihadapi oleh ibu-ibu, yaitu mengenai produksi ASI yang sedikit. Ternyata persepsi itu salah besar. Produksi ASI itu bekerja sesuai hukum permintaan. Setiap bayi Anda membutuhkannya, maka tubuh akan memproduksinya sebanyak yang ia butuhkan. Lalu pertanyaan yang muncul dibenak saya darimana kita tahu bahwa bayi itu sudah cukup padahal ia hanya menyusu sekitar 15 – 30 menit? Sedangkan bila saya berikan susu dengan botol, saya lebih percaya diri bahwa anak saya sudah pasti cukup. Kenyataannya, hanya bayi yang tahu berapa kebutuhannya. Jadi teman-teman tidak usah khawatir bila bayinya kekurangan atau tidak. Pada sesi konsultasi tsb, kita juga diajarkan bagaimana posisi menyusui yang benar. Hal ini merukan salah satu faktor keberhasilan menyusui. Selain itu yang berpengaruh pada produksi ASI adalah hormon oksitosin. Dokter bisa memberikan tips2 posisi menyusui, komposisi makanan yang baik untuk meningkatkan produksi ASI, namun tidak untuk faktor yang satu ini. Hormon oksitosin sangat dipengaruhi oleh kondisi psikis ibu. Bila ibu merasa ASI nya sedikit, atau sedang kesal/marah, maka produksi ASI sudah pasti sedikit. Oleh karenanya,sangat penting buat ibu-ibu untuk selalu positive thinking dan positive feeling. Disinilah peran seorang suami untuk mendukung istrinya dalam memberikan ASI. Kegagalan ibu menyusui merupakan kegagalan ayah.

Kalau membahas manfaat ASI, tentunya kita sudah mengetahuinya bahwa anak ASI memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi, mengandung zat gizi yang sangat baik yang tidak didapat pada susu formula, dll. Namun yang jarang diketahui adalah ASI dapat membuat anak menjadi sholeh/sholehah. ASI merupakan cairan hidup yang mengandung DNA dan RNA ibu. Jadi sifat2 ibu juga terdapat pada ASI. Selain itu ASI lebih mudah dicerna oleh pencernaan bayi. Taukah kita bahwa satu botol kita memberikan susu formula pada anak, pencernaannya akan mencerna selama satu minggu!! Pada awal-awal saya memberikan full ASI, anak kami tidak BAB selama 2 hari. Kami pun panik. Namun ternyata hal tersebut disebabkan karena ASI mudah dicerna tubuh sehingga terserap semua.

Sekarang ini, susu formula makin gencar dengan menambahan zat-zat gizi seperti AA & DHA yang katanya bisa menyamai ASI. Pada kenyataannya zat-zat tambahan tersebut tidak dapat diserap oleh bayi. AA & DHA baru bekerja jika ada enzim lipase. Berbeda dengan ASI yang merupakan cairan hidup, AA & DHA pada susu formula tidak mengandung enzim tsb sehingga tidak dapat diserap. Tahukah kita bahwa setiap ibu yang melahirkan anaknya pada hari dan jam yang sama memiliki kandungan ASI yang berbeda-beda? Bahkan tiap menit, komposisi ASI pada seorang ibu akan berubah-ubah. Hal ini ternyata disebabkan oleh komposisi ASI itu disesuaikan dengan pencernaan bayi masing-masing. Subhanallah!! Maka dari itu, bisa kita bayangkan bila bayi diberikan susu formula. Selain itu, bayi ASI memiliki pertambahan berat badan yang lebih pada usia 6 bulan pertama dibanding bayi formula, namun setelah usia 6 bulan bayi formula mengalami peningkatan berat badan yang melebihi bayi ASI.

Masalah lain yang masih berkaitan dengan ASI adalah bentuk puting ibu yang tenggelam. Hal ini dialami oleh seorang ibu yang juga ikut konsultasi berbarengan dengan kami, sehingga ia menggunakan alat bantu berupa nipple shield. Namun ternyata, hal tersebut bukanlah suatu hambatan dalam menyusui karena puting hanya sebagai marker / tanda bahwa posisi puting harus berada di atas langit-langit bayi yang tidak bertulang.

Pentingnya ASI sudah disadari oleh negara-negara Barat, khususnya Skandinavia, sejak 1987. Bahkan di negara-negara Skandinavia, cuti melahirkan & pasca melahirkan selama satu tahun. Empat bulan pertama, ibu diwajibkan cuti dengan harapan pemberian ASI ekslusif (pada masa tsb gaji tetap dibayar 100%). Dua bulan berikutnya ayah diwajibkan cuti (pada masa tsb gaji tetap dibayar 90%). Enam bulan berikutnya diberikan pilihan siapa yang akan menjalani cuti.

Sekali lagi, kami hanya ingin berbagi pengalaman dan informasi yang kami dapat. Menurut kami konsultasi laktasi sebaiknya dilakukan pada masa kehamilan. Namun apabila sudah memiliki bayi, tidak ada kata terlambat. Apabila ada kata-kata yang salah dan kurang berkenan mohon dimaafkan.

Semoga bermanfaat.

Wassalam,
Rima & Robi


6 bulan 75%

Ass.wr.wb.

Tidak terasa sudah memasuki bulan Juni atau dengan kata lain pertengahan tahun. Menengok rencana yang telah dibuat ternyata target yang tercapai baru 25%..masih ada 75% lagi yang belum tercapai.
6 bulan 75%..hmmhmm..mudah2an tercapai. berarti harus ada langkah2 percepatan.

hayo kerja lagi..6 bulan menuju 100%.

Amiinn.

Wass.wr.wb

Jumat, 04 April 2008

Wahai Sutradara Terbaik

Ass.wr.wb.

Terkadang saya tidak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.
Terkadang saya tidak mengerti apa hikmah dibalik setiap kejadian.
Terkadang kemampuan berpikir dengan logika dapat menjadi hampa
Haruskah saya mempertanyakan setiap kejadian yang terjadi
Haruskah saya berpikir mengapa ini,itu bisa terjadi
Banyak hal yang kurasa tidak mengerti, tidak masuk akal, tidak sesuai daya nalar
Banyak hal yang terlalu membuat hidup ini sangat bermakna
Namun satu hal yang pasti dan kuyakini adalah
Engkau sutradara terbaik.

Wass.wr.wb.

Rabu, 20 Februari 2008

Renungan dari Hamba yang Lemah

Ass.wr.wb.

Banyak sekali karunia yang telah Allah berikan kepada saya. Alhamdulillah..saya sangat bersyukur atas hal tsb.

Namun terkadang saya sebagai manusia kurang bisa bersyukur atas semua karunia.
Seringkali saya sebagai manusia, yang sesungguhnya penuh dosa dan ketidaktahuan ini, merasa lebih tahu dari Sang Pencipta, merasa lebih pintar dari Sang Pencipta.

Tapi Sang Pencipta sekaligus Sang Penyayang dengan sabar selalu menanti bahwa manusia akan senantiasa berubah ke arah yang lebih baik.

Alhamdulillah..sampai saat ini saya selalu ditempatkan oleh Allah pada lingkungan yang senantiasa mengajak ke arah yang lebih baik. Lingkungan yang bisa menyadarkan diri jika langkah kaki mulai kehilangan arah. Sungguh anugerah yang tak terkira.

Terima kasih Ya Allah..berilah kekuatan kepada hamba yang lemah ini untuk selalu berada di jalan yang Engkau ridhai. Amiin.

Wass.wr.wb.