Selasa, 18 Desember 2007
Memberi = Sukses
"Hari Minggu kemarin, saya asyik berkutat dengan e-book yang berjudul Mindset Sukses, Jalur Cepat Menuju Kebebasan Finansial karya Jennie S. Bev.
Di mata saya, karya tersebut cukup istimewa, selain karena kandungan materinya yang segar, juga terdapat langkah-langkah aplikatif untuk dijalankan.
Tema besar tulisan itu adalah keyakinan Jennie bahwa sebenarnya kesuksesan itu melekat pada diri seseorang sejak dia dilahirkan di dunia ini, tidak perlu dicari dan tidak perlu syarat untuk mendapatkannya. Hanya saja sebagian besar di antara kita tidak menyadarinya sehingga tidak mengeluarkan atau mengotimalkannya.Salah satu cara untuk mengeluarkan kesuksesan di dalam diri itu adalah melalui proses memberi.." (sumber :http://yusefjh.blogspot.com).
Akhir-akhir ini saya sering melakukan blogwalking ke member TDA. Ya dengan demikian saya akan mendapatkan banyak wawasan, ilmu, dan pengetahuan.
Blogwalking saya andaikan seperti silaturahim on-line. Walaupun tuan rumahnya tidak ada secara fisik tapi tulisannya dapat dikatakan mewakili tuan rumah. Silaturahim sudah jelas akan banyak membawa manfaat. Seperti yang saya rasakan sekarang...Alhamdulillah dapet banyak ilmu.
Nah, pada saat bersilaturahim ke blog-nya Pak Yusef saya menemukan tulisan yang sangat menarik bagi saya. Tulisannya seperti yang ditampilkan di atas. Kelanjutan dari tulisan tersebut lebih menarik lagi..Kalo gak percaya klik langsung http://yusefjh.blogspot.com
Silaturahim must go on..!
Wass.wr.wb.
Kamis, 13 Desember 2007
Alhamdulillah..Ada Pelajaran dari Pertanian Organik
Bisnis Recehan
Dari awal berbisnis memang saya memilih yang recehan.
Kenapa?? Menurut saya bisnis recehan itu :
1. Biasanya modal uang tidak terlalu besar
2. BEP-nya cepat karena modalnya tidak besar.
3. Risiko yang dihadapi juga tidak besar
4. Untuk menghilangkan alasan bagi saya bahwa bisnis itu butuh modal. (dalam arti uang). Sehingga mau tidak mau saya harus berbisnis.
Selain itu yang terpenting adalah akan dibawa ke mana bisnis recehan itu selanjutnya..Pertanyaan yang menarik. Awal boleh receh..setelah itu...(silahkan dipikir sesuai dengan keinginan masing2). Salam sukses !
Dibawah ini merupakan tulisan Pak Roni Yuzirman yang merupakan founder TDA. Dalam tulisan tsb. terlihat bagaimana beliau menyikapi bisnis yang dibilang "recehan".
Demikian kata-kata yang saya ingat dari kawan saya, Pak Valentino Dinsi saatmengisi ceramah motivasi entrepreneurhip di Masjid Sunda Kelapa tahun lalu.
Sampai sekarang kata-kata itu masih saya ingat.
Ia memberi contoh tentang bisnis yang sedang dibangunnya saat itu. Jaringangerobak mie ayam.
Jualan mie ayam adalah bisnis informal, bisnis yang dapat duitnya recehan.Satu gerobak, paling-paling omzetnya 100-300 ribu per hari.Tapi, bayangkan kalau ia punya jaringan 1.000 outlet. Kalikan saja. Sekitar100-300 juta per hari omzetnya.
Jangan remehkan bisnis recehan, katanya. Lihat potensi "faktor kalinya".
Kenapa saya tertarik menulis bisnis recehan seperti ini?Ya, karena sekarang ini saya juga lagi mulai bisnis skala "recehan". Ya, itujualan tas laptop Deuter <http://taslaptop. blogspot. com/>. Hasilnya menurutsaya masih termasuk recehan.
Sehari bisa laku 1-2 pcs. Dapat untung 50-100 ribuan. Lumayan. Buatnambah-nambah uang dapur. Hehe...
Tapi saya seneng aja. Excited. Saya suka mencoba hal-hal baru seperti ini.
Saya suka bertanya, bisa nggak sih? Kalau bisa, seneeng rasanya...
Kita harus bisa menghargai yang kecil-kecil dulu, sebelum menghargai yangbesar.
Dari recehan 50 ribuan inilah perjalanan itu akan bergulir. Akan ke manabergulirnya bisnis recehan ini? Nah, itulah pertanyaan yang menarik danmenantang.
Kalau mulai bisnis langsung untung jutaan sehari itu kurang seru ceritanya.Tapi kalau dimulai dari yang kecil kemudian membesar dan membesar, baruseru.
Seorang klien saya di Purbalingga memulai bisnis toko agrobisnisnya dengankeuntungan 36 ribu rupiah seharinya.
Itu sekitar 10 tahun lalu. Sekarang omzet per bulannya bisa mencapai 2-4miliar.
Jadi, cobalah nikmati lembaran-lembaran ribuan yang kecil itu dulu. Nikmatiprosesnya. Hargai uang yang "sedikit" itu. Dengan menghargai yang kecil,kita akan bisa menghargai yang besar.
Saya teringat kata-kata bijak mengenai leadership. "Orang besar dilihat daribagaimana ia memperlakukan orang kecil". Saya kira kata-kata ini jugaberlalu di dalam berbisnis.Salam FUUUNtastic!Wassalam,Roni <http://roniyuzirman .com/>, Owner Manet BusanaMuslim<http://manetbusanam uslim.blogspot. com/>
NB - Pak Jonru menulis kesaksian di blognya. Tahun 2007 ini adalah titikbalik dalam perjalanan hidupnya. Dan ia berani mengatakan bahwa *"hampirsemua orang yang berpengaruh besar terhadap hidup saya di sepanjang tahun2007 adalah sahabat-sahabat saya dari komunitas **TDA*<http://tangandiatas .com/>*".* Silakan baca cerita selengkapnya disini<http://www.jonru. net/2007- tahun-titik- balik>.
Wass.wr.wb.
Kamis, 29 November 2007
Ketika Hati Bicara
Saya pernah mendengar siaran radio yang sangat menyentuh. Dikisahkan seorang guru bertanya kepada murid-muridnya "Anak-anak, kenapa kalau kita bertengkar atau dalam keadaan marah masing-masing akan berteriak padahal jaraknya dekat?". Satu per satu mulai menjawab namun tidak ada satu pun yang tepat jawabannya. Kemudian guru tersebut berkata "Ketika kita sedang marah atau bertengkar sesungguhnya hati kita adalah jauh walaupun fisik kita berdekatan sehingga untuk mengatakan sesuatu harus dengan berteriak.".
Kemudian sang guru tersebut bertanya kembali kepada murid-muridnya "Anak-anak, kenapa kalau kita sedang jatuh cinta masing-masing tidak berteriak atau bahkan terdiam?". Seperti tadi satu per satu murid-muridnya menjawab namun sekali tidak ada satu pun yang tepat jawabannya. Kemudian guru tersebut berkata "Ketika kita sedang jatuh cinta hati kita merasa sangat dekat sehingga tidak perlu berteriak untuk mengetahui perasaan masing-masing bahkan dengan diam pun masing-masing akan sangat mengerti."
Hikmah yang saya petik adalah ketika hati bicara kekuatannya sangat dahsyat. Bahkan tanpa mengeluarkan energi yang besar kita bisa saling mengerti atau memahami. Dalam melakukan apapun jika didasari dengan cinta energi yang kita keluarkan tidak akan besar atau mungkin besar tapi kita sangat menikmatinya. Seperti yang Prof. Winarno katakan "Do it With Love" (http://robiapriyadi.blogspot.com/2007/11/hot-hot-chicken-manure.html ).
Wass.wr.wb.
Rabu, 21 November 2007
Zendagi migzara
Sabtu, 17 November 2007
Edensor
" Jika hidup ini seumpama rel kereta api dalam eksperimen realtivitas Einstein, maka pengalaman demi pengalaman yang menggempur kita dari waktu ke waktu adalah cahaya yang melesat-lesat di dalam gerbong di atas rel itu...banyak orang yang panjang pengalamannya tapi tak kunjung belajar, namun tak jarang pengalaman yang pendek mencerahkan hidup.." (Edensor, Andrea Hirata).
Menarik sekali..ternyata kuantitas pengalaman yang dimiliki oleh seseorang belum tentu akan mencerahkan hidup. Lantas pengalaman seperti apa yang mampu mencerahkan hidup? Tentu saja, pengalaman apapun akan mencerahkan hidup seandainya mampu menarik pelajaran dari pengalaman tersebut..
Seringkali kita mendengar "Pengalaman adalah guru yang paling baik" sebagian orang mempercayai hal tersebut. Namun, sebagian orang lagi mengatakan sungguh bodoh sekali jika kita harus mengalami hal-hal yang kita tidak inginkan terlebih dahulu dan baru mengambil pelajaran ..Menurut orang-orang ini biarlah orang lain yang mengalami dan kemudian mereka mengambil pelajaran dari orang-orang tersebut.
Saya tidak ingin terjebak dalam masalah keyakinan tersebut. Saya justru ingin menceritakan bagaimana usaha "Bengkel Press" yang telah saya rintis 2 tahun ini ternyata belum berjalan pada kondisi "full capacity". Apa yang saya bisa petik dari kejadian tersebut?
Pada awal usaha tsb. berjalan terlihat bahwa omsetnya akan langsung melejit. Apalagi pada saat itu,dapat dikatakan usaha saya tsb. merupakan generasi awal JBB Press (Perusahaan yang memproduksi mesin press). Peta persaingan dapat dikatakan sedikit kompetitor, keahlian masih jarang dimiliki oleh kebanyakan orang, konsumen yang tersedia banyak. Namun seiring dengan berjalannya waktu omset semakin lama semakin turun.
Saya berusaha mencari tahu apa penyebabnya. Dari hasil pengamatan yang sangat sederhana dan kurang ilmiah ini saya menyimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Karyawan yang saya miliki kurang fokus pada pekerjaan mereka. Harus diakui ini adalah kesalahan saya. Selain mengerjakan press, mereka juga dibebani pekerjaan lain. Sehingga terkadang pekerjaan press tertunda.
2. Tidak meyakini kekuatan branding JBB Press. Selama ini saya terlalu percaya diri sehingga mengabaikan branding. Setelah saya amati betapa JBB Press telah memiliki kekuatan tersendiri dan kepercayaan di mata bikers dan Bengkelers.
3. Saya telah memilih usaha ini sebagai kendaraan untuk mencapai dreams. Tapi pilihan tersebut hanya sebatas lamunan, khayalan, angan-angan hampa. Bukanlah Edensor, Sorbonne yang diingini oleh Andrea "Ikal" Hirata dan Arai. Bukanlah Zakiah yang diingini Arai dan bukanlah A Ling yang diingini Andrea.
Nah..sekarang tinggal Anda memutuskan untuk mengalami seperti saya terlebih dahulu baru mengambil pelajaran atau menambahkan pengamatan yang saya kurang ilmiah untuk dijadikan pelajaran.
Show me The Edensor!Wass.wr.wb.
Selasa, 13 November 2007
Bahan Bakar untuk Menulis
Setelah postingan yang berjudul "Peluang dengan Wujud Asli dan Lewat Pintu Depan" tidak berapa lama kemudian teman kuliah saya menelpon. Pada awal perbincangan dia menanyakan kabar, gimana karya akhir-nya :), kesibukan apa setelah resign, dsb. Setelah berbicara lebih lanjut, dia mengatakan bahwa dia tertarik dengan postingan saya mengenai "Pertemuan Singkat dengan Penjual Otak-Otak". Dia merasa tergugah dengan pernyataan "...Mungkin ada yang menilai kecil untuk 3 jt. Tidak apa2. Karena tiap orang punya ekspektasi yang berbeda. Tapi menurut saya, keuntungan terbesar adalah kita memiliki 10 karyawan. dari 10 karyawan tersebut mungkin ada yang berkeluarga dan memiliki anak. Hmmmh..Ternyata kita telah bermanfaat bagi orang...".
Dia mengatakan bahwa seandainya saya akan membuat bisnis tukang otak-otak atau seperti itu, dia bersedia sebagai penyandang dananya. Senang..tentu saja. Tapi yang paling membuat saya senang adalah ternyata dia tergerak karena sesuatu yang saya tulis. Bagi saya, komentar dari teman saya tersebut cukup untuk menjadi "bahan bakar" bagi saya untuk terus menulis di blog. Bagi para sesepuh TDA saya yakin sekali bahwa banyak orang yang tergerak dengan tulisan-tulisannya.
So..yang terpenting buat saya, jadikan menulis adalah ibadah. Karena melalui tulisan ini bisa sharing pengalaman walaupun pengalaman yang saya miliki masih sangat terbatas.
Wass.wr.wb.
Jumat, 09 November 2007
Sepatu Si Bapak Tua
Seorang bapak tua pada suatu hari hendak bepergian naik bus kota. Saat menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Sayang, pintu tertutup dan bus segera berlari cepat. Bus ini hanya akan berhenti di halte berikutnya yang jaraknya cukup jauh sehingga ia tak dapat memungut sepatu yang terlepas tadi. Melihat kenyataan itu, si bapak tua itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya ke luar jendela.
Seorang pemuda yang duduk dalam bus tercengang, dan bertanya pada si bapak tua, ''Mengapa bapak melemparkan sepatu bapak yang sebelah juga?'' Bapak tua itu menjawab dengan tenang, ''Supaya siapa pun yang menemukan sepatuku bisa memanfaatkannya.'' (Sumber: Republika. Oleh: Arvan Pradiansyah).
Kisah tsb. dapat dikatakan kisah favorit bagi saya karena sudah beberapa kali membacanya dan sampai sekarang masih merasa malu dengan sikap "Bapak Tua" tsb. Seandainya saya mengalami kejadian di atas belum tentu saya akan melakukan hal tsb.
Salam hangat untuk "Bapak Tua",
Wass.wr.wb.
Kamis, 08 November 2007
Peluang dengan Wujud Asli dan Lewat Pintu Depan
Kemarin pagi, saya berbincang-bincang dengan seorang yang banyak memberikan saya pelajaran. Beliau adalah seorang pimpinan perusahaan yang cukup terkemuka di Jakarta. Setelah berbincang-bincang panjang lebar akhirnya saya mengetahui bahwa beliau sangat concern dan bangga dengan orang-orang yang berwirausaha.
Beliau mencoba menerapkan semangat kewirausahaan kepada karyawannya. Beliau menantang para karyawannya untuk membuka usaha sendiri. Tantangan disertai dengan kesempatan para karyawan untuk meminjam dana melalui koperasi. Pinjaman tersebut "Tidak ada bunganya". Beliau hanya mempersyaratkan pembuatan proposal. Bahkan jika tidak ada proposal cukup pemikiran kita aja, Nanti akan dibantu untuk pembuatan proposalnya.
Tantangan ini sebenarnya diberikan karena banyak yang mengeluh mereka tidak memiliki modal untuk memulai usaha. Tetapi setelah diberi kesempatan tersebut tidak ada satupun proposal yang masuk.
Tidak puas dengan cara tersebut beliau mencoba cara lain. Beliau memberi fasilitas kepada karyawan untuk menjadi vendor bagi perusahaan. Dengan syarat, keluar dari perusahaan dan mendirikan perusahaan sendiri untuk menghindari conclict of interest. Beliau mengatakan marketnya akan saya jamin dari perusahaan. Lagi-lagi..peluang tersebut tidak ada yang menangkap.
Dari perbincangan tersebut saya simpulkan. Terkadang peluang datang kepada kita bukan sebagai penyamar dan tidak melewati pintu belakang.Peluang datang dengan wujud dan wajah aslinya bahkan melewati pintu depan. Tetapi memang kita yang menolak untuk merangkul peluang tersebut..tanya kenapa?
Wass.wr.wb.
Selasa, 06 November 2007
Hot Hot Chicken Manure
"Hot-Hot Chicken Manure'
Istilah tersebut pertama kali saya dengar dari Prof.F.G. Winarno pada saat beliau memberikan pelatihan. Namun jika diartikan "anget anget t** ayam" pasti bukanlah hal yang asing bagi kita.
Dalam pelatihan tersebut beliau mengatakan orang yang sukses biasanya ada 3 ciri, yaitu cepat melihat, cepat memutuskan, dan cepat beraksi. Cepat melihat dimaksudkan orang tersebut cepat melihat peluang yang akan membawa dirinya sukses. Setelah ada peluang maka orang tersebut cepat memutuskan. Apa yang harus dilakukan jika ada peluang. Selanjutnya adalah cepat beraksi. Peluang jangan hanya dilihat saja tapi harus ditangkap. Dengan kata lain, "take action".
Prinsip ini sudah beliau terapkan pada saat mendirikan PT.Embrio Tekindo. Perusahaan ini bergerak di bidang training, food laboratory, organic and food labeling, food inspection, dan press/publication (sebagian besar adalah karyanya Prof.F.G.Winarno), HACCP certification.
Perusahaan yang didirikan pada awalnya bukanlah tanpa rintangan dan hambatan. Pada saat awal berdirinya, perusahaan ini hanya memperoleh 16 sampel untuk uji lab dalam 1 tahun. Karena beliau bukanlah orang yang "hot hot chicken manure" rintangan dan hambatan dijalani dengan cinta. Do it with Love..Begitu ya Prof. Saat ini, perusahaan tersebut mendapat 4000 sampel untuk uji lab tiap bulannya. Luar biasa..! Hypermarket2 sekelas carrefour, giant, dsb.mempercayakan uji lab produknya kepada beliau. Prof. mengatakan nikmatilah prosesnya jangan hanya hasil akhirnya saja.
Pada akhir materinya beliau mengatakan seringkali kita meratapi pintu yang sudah tertutup namun tidak melihat bahwa Tuhan telah membukakan pintu yang lain.
Thanks Prof..
Wass.wr.wb.
Minggu, 04 November 2007
Halal Bi Halal TDA 1428 H
Pagelaran Halal Bi halal TDA 4128 H sudah usai namun yang menarik adalah semangat "para pejuang" tidak turut usai. Pada acara kali ini sebenarnya saya ingin sekali turut serta. Setelah beberapa bulan hanya bertemu dalam dunia maya, saya pikir ini saatnya bertemu dengan para "pentolan" TDA.
Namun apa mau dikata ternyata pendaftaran telah ditutup pada saat saya ingin melakukan transfer. Beberapa hari sebelumnya saya memang tidak sempat. Sedih rasanya...karena saya yakin momen ini pasti sangat membara. Saya sengaja ingin membarakan diri..
Ketika pintu itu telah tertutup...saya yakin pintu yang lain telah diberikan. Tinggal saya mencarinya saja. Bisa jadi pintu itu diberikan melalui cerita teman-teman TDA. Dan saya yakin cerita teman-teman TDA akan tetap menghangatkan semangat saya.
So..saya tunggu cerita teman-teman TDA..
Wass.wr.wb.
Jumat, 02 November 2007
Fenomena Angka 13..
Rabu, 31 Oktober 2007
Quote, Source: Think and Grow Rich (Napoleon Hill)
Minggu, 28 Oktober 2007
Pertemuan Singkat dengan Penjual Otak-Otak..
Setelah bertanya satu otak2 harganya berapa. Saya memulai pembicaraan. Saya bertanya "Pak, sehari bersihnya berapa?" (Mudah2an penjual otak2 tidak berpikiran saya lancang. Mohon maaf ya Pak.. :) ) .Dia menjawab "+/- 50 rb, pak". Kemudian saya bertanya kembali."Kalo bikin sepeda untuk jual otak2 ini berapa pak?". Penjual otak-otak menjawab "Kalo bikin begini bisa 300 rb." Saya bertanya lagi "Kalo belanja sehari berapa pak?". Tukang otak-otak bilang "200 rb pak".
Senin, 22 Oktober 2007
Pada Usia 25 tahun memberikan mas kawin Rp. 6 milyar..
Senin, 15 Oktober 2007
Mengejar Impian, Memberi yang Terbaik
Saya ingin menjelaskan kenapa saya memberi judul blog ini "Mengejar impian, Memberi yang Terbaik".
Mengejar impian saya maksudkan bahwa saya atau kita semua memiliki cita-cita, harapan, bahkan obsesi untuk mencapai sesuatu. Impian yang saya miliki tidak hanya materi tapi juga non materi.
Memberi yang Terbaik merupakan salah satu sarana, langkah, cara untuk mencapai impian tersebut. Dalam memberi pun tidak melulu berupa materi tapi juga dapat berupa non materi. Apabila kita menjual produk maka berikanlah produk yang terbaik, apabila kitamenjual jasa maka berikanlah jasa yang terbaik. Yang terpenting apapun yang kita berikan merupakan sesuatu yang terbaik. Bukankah apapun yang kita berikan akan kembali kepada kita. Jadi, kalo kita ingin mendapatkan yang terbaik maka berikanlah yang terbaik yang kita miliki. easy to say..sangat sulit dilakukan tapi mencoba adalah langkah terpenting.
Sedikit mengingat pengajian yang pernah saya ikuti di Masjid Al-Azhar. Pada saat itu, Ust.Yusuf Mansyur mengatakan kalo kita ingin memperoleh uang senilai Rp.1 jt maka kita harus mau bershadaqah Rp.100 rb. Karena dijelaskan dalam Al-Qur'an bahwa Allah akan membalas 10x kebaikan yang kita lakukan. Balasan yang Allah berikan tidak hanya berupa materi tapi juga non materi seperti kesehatan, panjang umur, dijauhkan dari bala, dsb..Subhanallah.
Dikaitkan dengan judul blog ini, maka jika saya ingin mendapatkan impian apapun jangan lupa untuk berbagi. Berbagilah dengan apa yang terbaik yang saya miliki.
Wass.wr.wb.